2021

Sudah hampir satu tahun semenjak kehadiran pandemi di Indonesia, yang membuat jarak dan batasan antar manusia berikut kegiatannya. Pandemi sudah mengubah banyak hal di dalam hidupku. Tidak hanya hal-hal yang bersifat materiil, namun juga hal-hal esensial, dan pola pikir.

Pandemi mengajarkanku untuk menghargai betapa pentingnya interaksi, kebersamaan, dan segala sesuatu yang aku miliki yang mungkin dulu tidak aku sadari. Pandemi juga merubah pandanganku terhadap diriku sendiri. Mulanya, aku sering mempertanyakan hal-hal yang ada di luar kendaliku, berusaha mengontrol semuanya agar sesuai dengan rencana yang aku buat. Aku tidak mentolerir kesalahan, dan jikapun itu terjadi, aku akan dengan sangat keras menyalahkan dan menghukum diri sendiri atas itu; bahwa kepayahanku tidak bisa menjaganya agar sesuai yang direncanakan.

Dulu, aku memandang dunia sebagai tempat yang tidak pernah istirahat, segala sesuatu di dalamnya bergerak dengan sangat cepat, tidak ada ruang bagi mereka yang lambat. Akhirnya, ngga jarang kalau dulu aku sering merasa stres, merasa selalu gagal, dan tidak berguna. Tekanan datang dari berbagai arah; dari luar-dosen dengan kata-katanya yang menekan-juga dari dalam diri sendiri dengan kata-kata yang selalu melemahkan.

Tapi, terima kasih, 2020.

Ada banyak hal yang aku lalui pada tahun lalu, yang juga menjadi pelajaran berharga untuk diriku di masa-masa mendatang.

Bahwa, tidak apa-apa untuk menjadi sedikit lambat, lambat bukan berarti kalah. Tidak apa-apa untuk melakukan sesuai dengan kecepatan kita masing-masing.

Bahwa, wajar untuk merasa "tidak-selalu-bisa". Mungkin, memang baru pada waktu ini aku menemukan titik lemahku. Justru, dengan tahu apa titik lemah kita, kita jadi punya harapan untuk mencoba jalan yang baru, hal yang baru, dan sudah menjadi tugas kita untuk terus menggalinya.

Terima kasih, 2020.

Berkatmu, aku tahu apa itu artinya "bergerak". Masalahnya bukan ada pada "cepat-lambat"nya, tapi prosesnya. Apakah kita bertumbuh, sudah sejauh apa? Oh, tidak... jauh-dekat juga bukan masalah. Yang terpenting, kita sudah bertumbuh. "Sudah" itu kata yang cukup.

Popular Posts

Thank you, 2021

Menyusuri Lorong Kehidupan: Pencarian Terang di Tengah Kegelapan

Menerima kegagalan