Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

Rencana akhir pekan

Gambar
Pagi ini, sesaat setelah aku melewati pintu masuk kantor, aku mendengar dua orang rekan kerjaku, Mbak Ayu dan Mbak Mitha, sedang membicarakan tentang Pesta Kesenian Bali (PKB), sebuah acara tahunan untuk memperkenalkan budaya lokal Bali. Mbak Mitha menceritakan sepenggal pengalamannya saat pergi ke PKB pada hari Minggu sore, tentang bagaimana suasana di sekitar, hingga jajanan yang dijual. Walaupun nama acaranya sangat merepresentasikan tentang budaya lokal, namun justru ada banyak makanan asing yang dijual. Sebut saja corn dog , tteokbokki , dan takoyaki . Pernyataan dari Mbak Mitha tentang makanan itu cukup menggelitik. Mbak Ayu sendiri juga bercerita tentang keinginannya untuk pergi ke acara tersebut namun terhalang karena aktivitasnya sebagai salah satu pengurus Sekolah Minggu yang membuat jam pulangnya lebih lambat. Dengan jarak sekitar 15 km dari rumah menuju lokasi PKB, ia memutuskan untuk menunda rencana tersebut. Kalau ditanya, apakah aku juga memiliki rencana untuk pergi ke P

Saat aku kembali

Gambar
Pada Kamis malam, 16 Juni 2022, entah apa yang aku pikirkan saat itu, aku memutuskan untuk kembali membuka akun Instagram lama yang sudah hampir 3 tahun aku non-aktifkan. Karenanya, aku mengalami berbagai perasaan yang bercampur aduk. Rasanya seperti aku telah membuka kembali album foto lama yang di dalamnya telah terisi berbagai potretku bersama orang-orang yang pernah mengisi hari-hariku di masa lalu dengan cerita-cerita mereka. Ada teman semasa SMP yang dari dulu amat sangat polos (dan tampaknya ia masih mempertahankannya hingga sekarang). Namanya Fara. Walaupun ia jarang membagikan banyak foto di galeri Instagramnya, namun aku bisa melihat bagaimana ia dikelilingi banyak orang yang sangat menyayanginya melalui cerita yang ia bagikan. Selain itu, aa juga rajin mengikuti banyak kursus untuk mendukung kredibilitasnya sebagai UX Designer.   Saat ini, ia telah bekerja di salah satu perusahaan jasa dan konsultan TI di Kota Bandung. Lalu, ada Amara, kakak kelas yang semasa SMP-nya amat sa

Seberapa penting uang bagimu?

Gambar
Hari ini, aku belajar hal baru tentang uang. Tulisan ini terinspirasi dari cerita yang teman kerjaku, Ayu, alami selama bekerja di Jawa Timur beberapa hari yang lalu. Aku rasa menarik untuk menuliskan pelajaran yang bisa aku petik dari kejadian yang Ayu alami dalam menghadapi uang telah mempengaruhi cara pandang sesorang terhadap sesuatu hal. Aku sering mendengar, bahwa di dunia ini, uang bukanlah segala-galanya. Uang bukan hal terpenting yang dimiliki manusia. Namun faktanya, di dunia ini, segala-galanya butuh uang. Memang, saat akhir hidup kita pun, kita tidak akan pernah bisa membawa sisa-sisa uang dan harta benda lainnya yang kita miliki. Uang hanya akan memperlancar segala urusan kita selama kita berada di dunia ini. Lalu, apakah itu artinya, uang sebenarnya menduduki strata teratas untuk tujuan dan pencapaian-pencapaian manusia? Mungkin, iya, jika kita mengacu pada kata-kata di atas tadi: segala-galanya butuh uang. Hal inilah yang membuat persepsi kita terhadap uang bisa memiliki

Rumah lama

Gambar
Setelah 3 tahun berpergian ke luar kota, aku memutuskan untuk kembali ke kampung halamanku. Dan aku ingat, aku memiliki rumah masa kecil yang telah lama aku tinggalkan. Di dalam rumah ini telah terisi orang-orang yang pernah menyumbang warna di dalam hidupku. Setelah aku berada di ambang pintu gerbang rumah itu, sejenak aku berpikir... apa yang akan mereka pikirkan saat melihatku, si pemilik rumah, telah kembali? Suatu hari, sambil berjalan-jalan, aku teringat akan sebuah rumah. Rumah lama yang dulu aku sangat bangga telah memilikinya. Rumah yang berisi dengan kenangan. Rumah yang menyenangkan, namun juga menyesakkan. Dan kini, sudah hampir 3 tahun setelah aku pergi meninggalkan rumah itu untuk pertama kali. Apa kabarnya, ya? Apakah rumah itu masih menyesakkan seperti dulu? Bagaimana dengan dinding-dindingnya, ya? Walaupun aku tidak bisa mendeskripsikan secara pasti bentuk rumah itu, aku betul-betul merasa rindu untuk kembali ke sana. Dan pada malam hari ini juga, 19 Juni 2022, aku te

Kematian di hari kelahiran

Gambar
Saat sepasang suami istri memanjatkan doa dan merayakan bertambahnya usia sang buah hati, pada saat yang sama, ada sebuah keluarga yang menangis tersedu-sedu karena telah kehilangan orang terkasih. Pesta ulang tahun? Kenapa kita harus merayakan usia kita yang semakin memendek? Aku hanya bergumam dalam hati saat melihat semua orang bersorak gembira ketika Gabby kecil berusaha memadamkan api-api yang berada di ujung lilin yang menancap mengelilingi kue ulang tahunnya. *** 12 tahun yang lalu, orang tuaku berpisah. Saat itu, aku baru saja genap berusia 10 tahun. Tanpa sepengetahuanku, ayah dan ibuku telah mengurus berkas-berkas untuk perpisahan mereka. Juga, mereka harus bolak balik pengadilan untuk melakukan sidang perceraian. Sementara itu, yang aku tahu hanyalah hari Minggu adalah hari favoritku, karena ayah dan ibuku akan datang menjengukku. Ya, saat itu, aku sedang tak berada dalam dekapan siapapun diantara mereka berdua. Sudah 1 tahun berlalu aku tinggal bersama kakekku. Hari Minggu…

Nasihat tentang dua hari penting

Lebaran lalu, yang mana orang lain sibuk bersilahturahmi dengan sanak saudara, saya malah harus pergi ke suatu tempat karena ada urusan lain saat itu. Ini pertama kalinya bagi saya untuk bepergian keluar, sendirian, di hari penting seperti ini. Saya berniat untuk pergi menggunakan jasa ojek online . Dan, saya baru menyadari, bahwa saya mengalami kendala mendapatkan  driver . Masuk akal juga. Mungkin, akan membutuhkan waktu lama sampai ada driver yang memang sedang luang. Akhirnya, setelah menunggu hampir 1 jam, muncul pemberitahuan di aplikasi bahwa ada driver yang menerima order an saya. Saya merasa sangat lega. Hanya membutuhkan 5 menit bagi  driver  untuk menuju lokasi penjemputan. "Lebaran gini, nggak susah ketemu driver , Mbak?" Begitu sampai, bapak itu bertanya dengan mata yang tersenyum. Saya membalas pertanyaan itu dengan keluhan yang saya alami. Dan ternyata, bapak ini tidak luang seperti yang aku perkirakan. Malahan, beliau sudah beberapa kali menerima orderan  seja

Ngga cuma makanan yang bisa dimarinasi

Raditya Dika pernah make kata marinasi yang mana konteksnya bukan makanan. Sejak itu, ngebikin aku sadar kalo  marinasi adalah sebuah tahap yang penting banget  dalam proses berpikir kreatif. Dan, bukan cuma makanan aja yang bisa dimarinasi biar rasanya lebih enak, tapi ide juga . Waktu lagi bengong, ngga jarang banget, kan, ada banyak ide-ide baru bermunculan di dalam kepala kita. Saking bagusnya, bikin kita mikir kalo ide-ide tersebut tuh ngebikin kita semangat dan pengin banget buat cepet-cepet eksekusi. Ngga pake lama, ngga pake kebanyakan mikir, langsung tancap gas. Kayak pengalaman aku sendiri, nih. Dulu, aku pernah kepikiran buat mulai jualan makanan. Nitip di supermarket yang biasa aku datengin. Pemicunya, karena waktu itu, tuh, aku sering banget dateng ke supermarket itu dan ngeliat peluang yang besar buat nitip jual makanan buatan sendiri di sana, karena peluangnya gede banget. Aku ngga tau sama sekali basic dari wirausaha, ya. Modal ingatan pengalaman jualan waktu masih SD,