Postingan

Review Buku "You Do You": Meyakinkan Diri untuk Mencoba

Gambar
YOU DO YOU, Discovering Life through Experiments & Self Awareness Penulis: Fellexandro Ruby Mulai Dibaca : 5 Juli 2022 Selesai : 24 Juli 2022 Bahasa : Indonesia Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Cetakan : Ke-11, Mei 2022 Tebal Buku : 233 halaman Genre : Non-Fiksi (Self-Improvement) Harga : Rp 128.000 Happiness is liking yourself, liking what you do, and liking how you do it. Kalimat yang ada pada bagian akhir buku ini menegaskan apa arti kebahagiaan menurut Ruby, sesederhana menyukai diri sendiri, menyukai apa yang kamu lakukan, dan menyukai bagaimana kamu melakukan sebuah pekerjaan. Satu dekade pertama perjalanan kariernya ia habiskan dengan bereksperimen sembilan macam profesi yang berbeda, mulai dari seorang sales, petugas lelang, hingga menjadi seorang manajer produk di sebuah perusahaan start-up teknologi. Dan kini, ia telah menemukan ikigai -nya untuk #belajarberkaryaberbagi sambil menekuni kariernya sebagai seorang pengusaha. Ruby memecah 5 pokok bahasan utama k...

Mengenal Fear of Intimacy: Perasaan Takut Dekat dengan Orang Lain

Gambar
Keintiman atau keakraban terjadi ketika seseorang dengan seseorang yang lain memiliki ikatan emosional atau fisik yang erat. Bahkan di satu titik, seseorang bersedia untuk membagikan titik lemahnya kepada orang lain , seperti apa yang membuatnya takut dan apa yang dapat membuatnya terluka. Apakah "keintiman" selalu berarti hubungan seksual? Saat mendengar kata “intimasi” atau “keintiman”, sebagian besar orang akan cenderung berpikir soal kedekatan pada tingkat seksualitas. Namun sebenarnya, ada beberapa jenis hubungan yang intim seperti di bawah ini: Intelektual ( Intellectual ) , yaitu kedekatan yang diperoleh dengan berbagi ide, kepercayaan, pikiran, dan opini dengan orang lain. Biasanya, keintiman ini terdapat pada lingkungan sekolah- antara guru dengan siswa di kelas, dosen dengan mahasiswa, atau di lingkungan kerja, seperti antara rekan kerja, atau karyawan dengan atasan. Emosional ( Emotional ) , yaitu kedekatan yang diperoleh dengan rasa percaya yang membuat seseorang...

Paradoks Salomo: Bagaimana Perbedaan Sudut Pandang Memengaruhi Kebijaksanaan

Gambar
Sebagai pendahuluan, mari kita lihat dua buah skenario di bawah untuk membantu kita berimajinasi. Skenario pertama. Kamu punya seorang teman, dan ia bercerita tentang lingkungan kerjanya yang toxic. Ia bercerita tentang sifat rekan kerjanya yang senang bergosip, yang membuat suasana di kantor menjadi tidak nyaman. Hal itu membuatnya merasa muak, sehingga ia berniat untuk berhenti dari pekerjaan tersebut.

Semua Orang Juga Lelah

Semua orang juga lelah. Ngga cuma kamu. Tapi juga temen kamu, tetangga kamu, atau bahkan tukang cat rumahmu. Mereka sama-sama punya masalah yang harus mereka hadapi. Sama seperti kamu. Kamu capek belajar buat ujian, tapi di luar sana ada yang capek bikin soal ujian. Kamu capek kerja, tapi ada juga yang capek ke sana kemari cuma buat naruh lamaran kerja. Kamu capek macet-macetan di jalan, di sisi lain ada yang capek berpanas-panasan sambil mikul dagangan. Kita capek, orang lain pun juga capek. Kita ngga pernah tau apa yang lagi mereka pikirin. Kita ngga pernah tau motivasi apa yang mereka miliki untuk sampai pada hari ini. Kita ngga pernah tau beban apa yang mereka tanggung di pundak mereka. Kita juga ngga pernah tau seberapa dalam pengorbanan yang rela mereka lakukan hanya agar bisa tetap bertahan hidup. Kita bahkan ngga pernah tau, apa yang orang lain akan hadapi sesaat ketika hari ini telah berakhir. Semua orang juga lelah, dengan kerasnya kehidupan. Semua orang juga lelah, terus-ter...

Mempertanyakan Makna Toleransi

Kira-kira, kamu bisa tau ga, dari skala 1-10 nilai toleransimu berapa? Nilai sikap yang bisa tunjukin kalo lagi menghadapi perbedaan kita dengan orang lain. Apa yang kita percayai dengan apa yang orang lain percayai. Pernah, ngga, nanya ke orang lain, "eh, menurutmu, aku udah cukup toleransi belum?" Coba, deh, tanyain pertanyaan itu ke orang lain, kira-kira apa jawabannya? Sebagai intermezzo, aku bekerja di lingkungan yang multiagama dan multikultural. Bos di kantorku sendiri orang Amerika asli, bule, penganut Kristen Protestan. Admin di kantor, orang Bali, lahir sebagai Hindu, namun semasa SMP, beliau akhirnya menganut agama Kristen Protestan. Marketing di kantor, orang Bali asli yang menganut agama Hindu dari dia lahir. Aku? Ngga perlu diterangin juga pasti udah tau. Dari kecil, dari SD sampe SMK, aku selalu berada di 'zona nyaman'. Zona yang berisikan orang-orang dengan pemahaman yang sama. Mayoritas. Aku selalu bangga dan ngerasa ngga akan ada masalah, terutama te...

Kenapa Aku Nulis Jurnal?

Tulisan ini dibuat tepat setelah aku selesai nulis jurnal pagi hari ini. Kebiasaan nulis jurnal sebelum kerja udah jadi kebiasaanku sejak 4 bulan yang lalu, waktu aku mutusin buat mulai nulis jurnal untuk pertama kalinya. Pemicunya adalah, saat itu, aku lagi berada di situasi di mana aku lagi punya banyak banget hal yang aku pikirin, tapi aku ngga bisa nge- handle pikiran itu semua dengan baik.  Output -nya, aku jadi gampang stres, merasa gampang down, ngga pede, merasa terisolasi, dan bahkan menyakiti sendiri baik secara verbal maupun fisik. Aku juga gampang nyalahin diri sendiri, kadang aku bilang kata-kata yang buruk ke diri aku sendiri, dan sampe mukul-mukul kepala kalo udah saking stresnya. Aku sempat cerita tentang hal ini juga ke mentorku saat itu. Akhirnya, aku mutusin buat pergi konseling online sebelum semuanya terlanjur parah. Aku juga ngerasa semakin lelah ngadepin diri sendiri. Saat itu, aku juga punya sesuatu yang mau aku konsultasiin ke mentor yang mana mengharuskan...

Curhat Soal Pentingnya Personal Value

Gambar
Setiap orang butuh nilai-nilai pribadi yang bisa mereka gunakan sebagai acuan dalam memilih keputusan-keputusan di dalam hidup, yang pada akhirnya akan membawa mereka berjalan lebih dekat menuju tujuan hidupnya ( life purpose ). Memahami  personal value  ini, bagi kebanyakan orang dinilai menjadi bagian yang krusial, baik memahami  personal value  diri sendiri atau pun sekedar tahu bahwa orang lain juga punya  personal value  yang mereka pegang,   kita jadi bisa menilai segala sesuatunya berdasarkan sudut pandang yang lebih luas. Kita jadi ngga terburu-buru menilai apa yang dilakukan orang lain sebagai hal yang salah atau benar, hanya karena kita menganggap mereka memiliki  personal value  yang berbeda dari kita. Kalaupun ada dari mereka yang memiliki  personal value  yang sama dengan kita, kadar prioritasnya pasti akan berbeda. Jadi pada dasarnya,  personal value  itu sifatnya sangat subyektif. Masalahnya adalah, seb...