Postingan

Perjalanan Menuju Mimpi: Harapan Lulus JLPT N3

Gambar
Hola! Tanggal 4 Desember lalu, aku abis ambil ujian JLPT N3, nih. Hasilnya baru keluar kira-kira pertengahan bulan Februari 2023. Masih lama, sih, ya, tapi beneran aku nggak sabar banget buat bisa tau hasilnya. Lulus kah, atau malah sebaliknya :( Berdo'a aja deh, ya, semoga bisa lulus! Aamiin. Nah, masih berkaitan dengan itu, aku mau curhat sedikit tentang proses belajar bahasa Jepangku sampai saat ini dan rencana untuk kedepannya. Well , semenjak aku ikut kursus bahasa Jepang 3 bulan yang lalu, aku bisa ngerasain banget kalau kemampuan bahasa Jepangku perlahan-lahan meningkat. Bukan yang drastis banget, tapi setidaknya setiap hari aku bisa belajar kata baru. Apalagi, aku juga berusaha bikin catatan hasil belajar itu di Twitter, dengan begini, aku bisa dapat feedback dari teman-teman Jepangku kalau misalnya aku nulisnya salah atau ada kurangnya. Intinya, aku bener-bener menikmati proses belajar ini. Kemudian, sambil nunggu hasil ujian JLPT keluar, aku bikin rencana kasar tentang

Apa Itu Kesempurnaan? (A Brain Dump)

Gambar
Sebenernya, sempurna itu kayak gimana, sih? Katanya, manusia itu nggak perlu sempurna, tapi kenapa rasanya, kok, aku selalu ingin mengejar kesempurnaan itu? Kenapaa? Aku juga pengin punya teman baik, satu aja. Teman yang bisa jadi tempat berbagi keluh kesah, teman yang nggak segan menunjukkan sisi terburuknya. Aku juga pengin punya kehidupan yang normal seperti orang lain di luar sana. Aku pengin punya keluarga yang suportif. Aku pengin punya pacar yang pengertian. Aku juga pengin banget bisa jadi orang yang punya percaya diri tinggi, yang bodoamat sama apa kata orang. Aku juga pengin jadi orang yang supel, gampang bergaul, dan nggak canggung. Aku pengin bisa jadi orang yang enak diajak ngobrol. Aku pengin bisa membantu orang lain. Aku pengin punya karya yang bisa berdampak bagi orang lain. Tapi... sejauh ini aku masih di sini-sini aja. Nggak bergerak kemana-mana. Aku masih sangat jauh dari target yang aku tentukan. Aku masih belum cukup mampu untuk mengemban beban yang lebih besar. Ak

Rencana Allah dan Pertemuan Keluarga yang Tak Terduga

Gambar
Sudah dari awal minggu ini aku menyetting kalenderku biar nggak lupa kalau Sabtu kemarin aku harus ikut kegiatan WTKU ( Workshop Tugas dan Klinik Ujian) dari kampusku. Aku udah semangat banget, sampai-sampai aku harus menggeser jam mainku yang mau aku habisin di Sabtu siang menjadi Sabtu sore. Walaupun cuma hadir aja dan ngikutin workshop , dibayanganku, kegiatan ini itu penting banget. Jadi, aku nggak mau telat buat sampe ke lokasi workshop nya. Tapi.... net not . Wah, layaknya, aku salah jadwal, deh. Rasanya aneh banget, lokasinya yang kebetulan diadain di SMAN 2 Denpasar, kok malah masih penuh sama dedek-dedek SMA yang kayaknya lagi sibuk nyiapin acara gitu. Aku cari-cari info di sosmed kampusku, dan emang bener bahwa lagi nggak ada jadwal yang diadakan di SMA tersebut. Wadaaaaw. Sebenernya seneng juga, sih, karena itu artinya aku bisa langsung main dan menikmati hari Sabtuku yang cerah itu~ Tapi ternyata, ada hal yang lebih mengejutkan dari itu. Sewaktu aku masih sibuk cari-cari i

Tantangan Menjadi Diri Sendiri

Gambar
Loh, kok tantangan, sih? Jadi diri sendiri, kan, gampang. Eiiits, tidak semudah itu, ferguso. Memangnya, kamu yakin, kamu yang sekarang adalah kamu yang sebenar-benarnya ? Iya, baru-baru ini, aku kepikiran buat nanyain ke diri sendiri soal ini: "aku ini sebenernya siapa, sih?"  Belakangan, Anisa lagi menghilang digantikan dengan Anisa yang lain, yang sibuk galau, overthinking , bingung sama masa depan, dan bingung sama jati diri sendiri . Masalah ini, tuh, kayaknya sepele. Tapi, bisa menyesatkan. Emangnya, siapa, sih, orang di dunia ini yang ga butuh pengakuan dari orang lain? Siapa orang yang nggak butuh validasi atas pancapaian yang sudah mereka lakukan ke orang lain? Ya mungkin ada, sih. Tapi aku yakin, sebagian besar dari manusia di bumi pasti butuh yang namanya pengakuan dan validasi. Contoh simpelnya, dengan bikin status kalo lagi belajar, berharap kalo orang-orang sekitar yang ngelihat status kita, tuh, mikir kalo "wah ini anak rajin bener". Atau, waktu kita

Rasanya Menjadi Mahasiswa, Karyawan, dan Murid dalam Satu Waktu

Gambar
Post ini tidak dibuat dengan niat untuk pamer kesibukan atau jadi  sok sibuk. Sesuai dengan tagline blog ini "merekam pikiran dan emosi", aku mau nulisin apa isi pikiranku dan emosi apa yang aku rasain dari pandangan orang yang sedang menjalani tiga peran sekaligus dalam satu waktu. Biasanya, kita sering mendengar seseorang yang menjalani dua kegiatan secara bersamaan: menjadi mahasiswa dan karyawan . Kali ini, aku berpikir kalau kasusku cukup unik, karena aku juga adalah seorang murid . Pertama, kita mulai sama masing-masing pengertiannya dulu. Mahasiswa : orang yang belajar di perguruan tinggi (KBBI). Iya, aku kuliah lagi. Mulai dari bulan Oktober ini, ada tutorial yang harus aku ikuti setiap minggunya. Tujuan besarnya dari menjadi mahasiswa lagi adalah karena di masa depan aku pengin jadi guru, atau setidaknya aku mau mendalami profesi mengajar hingga mungkin, sisa waktu hidupku. Karyawan : orang yang bekerja pada suatu lembaga dengan mendapat gaji (KBBI). Kalau ini, s

Bentuk Konsistensi Sebenarnya

Gambar
Ide tulisan kali ini hadir dari kegelisahanku akhir-akhir ini, yaitu sulitnya menjaga konsistensi. Misalnya, yang paling aku rasain banget adalah soal konsisten menulis 2 halaman tiap pagi yang mulai hancur. Bukan tanpa alasan, tapi memang kadang-kadang rasanya nggak tiap hari aku punya mood yang bagus buat nulis. Bahkan akhir-akhir ini juga pernah waktu udah nulis satu paragraf, rasanya kayak aku udah nggak punya hal lain lagi buat ditulis. Berakhir dengan tutup buku, dan langsung kerja. Mungkin, penyebabnya adalah karena aku memasang target untuk menulis setiap harinya 2 halaman, sekitar 500 kata. Sebenernya, 500 kata itu nggak terlalu sulit. Gampang. Tapi, aku sadar banget, memang nggak setiap hari aku bisa menulis sampai mencapai target 500 kata itu. Nah, kalau dalam kasus menulis jurnal tadi, "konsisten" yang ada di dalam bayanganku selama ini terdiri dari 2 unsur, yaitu setiap hari  dan 500 kata . Kalau aku nggak bisa memenuhi salah satunya, berarti aku gagal . Di hari

Surat Cinta dari Bestie

Gambar
Nggak bisa dipungkiri, kalau baru-baru ini aku punya banyak banget hal yang aku pikirin dan lakuin. Mulai dari ikutan kursus bahasa tiga kali seminggu, kegiatan perkuliahan kayak ospek dan PKBJJ, lalu ditambah lagi bulan September lalu, ada JUN sama mama yang dateng ke Bali. Jadi, mau ga mau aku harus meluangkan waktuku sebentar buat mereka. Enggak, aku nggak mengeluh. Justru, aku pikir, kemarin aku merasa belum bisa memaksimalkan waktuku buat mereka, terutama sama mama. Merasa agak menyesal, sih. Aku berharap semoga di tahun ini akan ada kesempatan lagi untuk mama bisa datang ke Bali dan aku bisa meluangkan waktuku lebih maksimal lagi buat dia. Banyak hal yang terjadi di bulan lalu, beriringan dengan meningkatnya stresku. Kalau udah stres, biasanya aku lebih impulsif buat ngelakuin sesuatu. Nggak mau ribet. Harus sat set sat set. Ciah, kayak bahasa anak zaman sekarang ye. Tapi, itu nyatanya. Dampaknya, aku jadi nggak lagi konsisten nulis jurnal. Aku nggak nyalahin siapa-siapa, kok. En