Cupcake : Something Small and Sweet

   Siapa yang tidak tahu cupcake? Dessert yang satu ini sudah dikenal masyarakat luas sejak lama, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Bentuknya yang sangat familiar dengan bercirikan dipanggang didalam cup kertas yang menjadikannya terlihat unik nan lucu. Belum lagi bila kita dapat men-décor cupcake tersebut dengan berbagai hiasan-hiasan yang lucu, misalkan, disemprot dengan adonan whipping cream, lalu di beri taburan meises warna-warni atau choco chip. Hmm... lezat!
   Bahan-bahan untuk membuat cupcake pun cukup mudah untuk ditemukan, sehingga tak heran banyak orang yang memanfaatkan dessert satu ini untuk dijual dengan jumlah banyak.
   Nah, langsung saja simak cara membuat cupcake berikut ini!

A cute baby pink chocolate cupcake! Yummy!


Bahan (Ingredients) :
  • Telur (Eggs)                                                                120 gram
  • Gula (Sugar)                                                               338 gram
  • Minyak Sayur/Minyak Salad (Salad Oil)                    314 gram
  • Perisa Vanilla (Vanilla essence)                                     15 gram
  • Susu Segar (Fresh Milk)                                                 238 ml
  • Air Lemon (Lemon juice)                                               5 gram
  • Cuka Putih (White Vinegar)                                          1,5  sdm
  • Tepung Berprotein Sedang (Soft Flour)                     250 gram
  • Baking Soda (Baking Soda)                                           5 gram
  • Coklat bubuk (Cocoa Powder)                                     63 gram
  • Garam (Salt)                                                                 5 gram

Cara Membuat :
  1. Campur telur dan gula, aduk hingga berwarna putih menggunakan balloon whisk secara manual.
  2. Tambahkan minyak sayur, perisa vanilla, susu, air lemon, dan cuka secara berurutan ke dalam adonan telur dan gula. Aduk satu persatu bahan tadi, pastikan sampai tercampur rata.
  3. Masukkan tepung, baking soda, coklat bubuk, dan garam yang sudah dicampur jadi satu ke dalam adonan. Aduk sebentar sampai tidak terlihat gumpalan-gumpalan tepung.
  4. Tuang adonan ke dalam paper cup yang telah disediakan menggunakan pipping bag. Panggang dalam suhu 180 derajat, sekitar 20 - 30 menit.

How to Make :

1. Mix eggs and sugar, stirring until white using a balloon whisk manually.
2. Add salad oil, vanilla essence, fresh milk, lemon juice and white vinegar in sequence into the egg and sugar mixture. Stir the ingredients one by one before, be sure until well blended.
3. Stir in the flour, baking soda, cocoa powder, and salt are mixed together into a dough. Stir briefly until no visible clumps of flour.
4. Pour the mixture into a paper cup which has been provided using pipping bag. Bake in a 180 degree temperature, about 20-30 minutes.

Satu resep yang saya buat ini cukup untuk kurang lebih 95 buah paper cup berukuran kecil.

   Untuk men-décor-nya, kalian bisa menggunakan whipping cream yang sudah di mixer sampai kaku, lalu diberi pewarna sesuka hati. Jangan lupa agar menggunakan spuit berbentuk bintang agar whipping cream yang dibuat tadi dapat membentuk lekukan-lekukan sehingga menambah nilai keindahan pada cupcake.

   Sekian tulisan dari saya, semoga bermanfaat! :) 

Popular Posts

Thank you, 2021

2021 telah berakhir. Hari ini, Senin, tepat tanggal 3 Januari 2022 di hari pertama masuk kerja, aku menulis ini. Beberapa hari sebelum 2021 berakhir, aku menyempatkan diri untuk banyak berkontemplasi. Menyusun rencana, tujuan, dan mimpi yang perlu dicapai tahun selanjutnya. Entahlah... aku hanya menyusunnya secara abstrak tanpa tenggat waktu. Aku berusaha membuat diriku tetap fleksibel dengan segala kemungkinan yang ada. Akhir tahun 2021, aku sangat mengimpikan studi lanjutan setelah sarjanaku. Aku berusaha mencoba pada kesempatan pertama walau gagal. Kesempatan kedua--aku masih menunggu hingga kini, pedoman itu--namun entah, rasanya sudah tidak ada minat lagi. Pertengahan tahun 2021, aku memiliki masalah pada rasa percaya diri. Rasa tidak puas terhadap diri sendiri, begitupun dengan rasa aman. Walaupun pada pertengahan tahun lalu aku telah menemukan sosok yang menurutku tepat untuk menjadi partner , tapi entah, pertengahan tahun 2021 adalah saat-saat terpuruk dengan segala rasa tidak-
Baca »

Menyusuri Lorong Kehidupan: Pencarian Terang di Tengah Kegelapan

Gambar
Ilustrasi pelita dalam gelap. Foto oleh Andrea de Santis via Pexel Meniti hari-hari sebagai jiwa yang terlahir kembali... identitas yang terpahat baru... terkadang tak terbayangkan oleh orang lain. Aku memperkenalkan diriku sebagai pribadi yang telah melewati transformasi yang mendalam, meninggalkan bayang-bayang diri yang dulu dikenal mereka, namun meninggalkan kesan lama yang masih mengendap di benak mereka. Ada saat-saat aku bersyukur, aku dilahirkan dengan memori yang semakin pudar, layaknya kaset CD usang yang kian memudar. Tidak ada citra yang kuat tentang diriku lima hingga sepuluh tahun lalu. Semua itu, seakan sirna begitu saja. Aku tak bisa mengingat perbuatan buruk yang pernah kulakukan di masa sekolah, bahkan kebaikan pun―sepertinya tak ada. Dalam pusaran putus asa, depresi, dan keraguan yang melanda, aku merenungkan eksistensiku di dunia ini. Apa artinya hidup di sini? Apa tujuan sejati penciptaanku? Apakah aku memiliki nilai yang sebenarnya? Ke mana langkahku harus melangk
Baca »

Menerima kegagalan

Gagal lagi... gagal lagi... Kenapa, ya, kok, aku ngga bisa kayak orang-orang yang sekali nyoba langsung keterima? Ini sudah kedua kalinya aku gagal dalam percobaan mendaftar beasiswa S2. Rasanya sangat sulit bagiku menerima kenyataan bahwa aku sudah gagal. Apalagi, sebelumnya aku sudah merasa sangat yakin bahwa kali ini aku akan berhasil. Hm... sedih sekali. Mungkin, apa yang aku mimpikan beberapa hari yang lalu adalah pertanda bahwa pada kenyataannya hal yang indah itu tidak akan terjadi. Ia hanya menjadi bayang-bayang halusinasi hingga terasa sangat nyata walau di dalam mimpi. Baiklah, saatnya move on . Walaupun sejujurnya hati ini masih ngga bisa menerima kalau nyatanya aku sudah gagal, tapi aku rasa aku ngga boleh terus-terusan seperti ini. Apalagi sampai menyalahkan diri sendiri dan mengatakan hal-hal yang sia-sia, kata-kata yang hanya akan memperparah luka dari kegagalan ini. Tentu ada banyak pihak yang akan kecewa atas kegagalan ini. Namun, aku juga harus sadar bahwa perasaan me
Baca »