Suka dan Duka Hidup Tanpa Hape #1YearWithoutPhone

   Ya, hari ini genap sudah hari ke 365 saya tanpa hape. Dan detik ini juga saya masih tidak memegang hape. Karena sebuah pencapaian yang unik ini, saya berniat untuk menuangkan suka duka-nya #1YearWithoutPhone di entri kali ini.
  
Setahun tanpa hape itu...

   Susah! Asli susah. Hidup di zaman e& tanpa hape itu sangat-sangatlah susah. Teman-teman saya selalu susah bagaimana caranya untuk menghubungi saya, ketika mau diajak keluar, eh saya malah tidak bisa dihubungi, alhasil saya pun batal diajak main.
  
Tapi, kok Instagram-an sama Twitter-an bisa?

   Itu bukanlah sesuatu yang sulit. Tinggal buka laptop, nyantol-in WiFi, beres deh. Layar lebih gede, koneksi mantep, baterai habis? tinggal colok :)

Suka dan duka tanpa hape?

  Oke, langsung saja saya tulissss.

Suka

1. Tidak perlu bingung lagi kalau tidak update dan ketinggalan berita yang terbaru.
          Bagi saya, itu hanya membuang-buang waktu saja. Kecuali, kalau memang kalian sedang ada bisnis yang harus mengikuti berita-berita update, yang dapat membuat bisnis kalian lebih maju lagi dengan mengikutinya.

2. Waktu tidur lebih On Time.
         Biasanya kalau remaja zaman sekarang, kan, pulang sekolah langsung main hape, makan siang main hape, mau mandi cek hape dulu, bahkan mau tidur pun juga harus cek hape dulu. Padahal, 1 jam sebelum kita tidur itu disarankan agar tidak berhubungan dengan benda-benda elektronik yang mengandung radiasi, seperti hape, televisi, radio, bahkan earphone, lho! Karena selain bisa mengurangi kualitas tidur kita (yang akibatnya bangun tidur badan masih capek, mata masih berat, bangun kesiangan), juga bisa merusak sel-sel yang ada di otak kita. Dan tentunya, mata kita juga bisa terkena rabun jauh, bahkan rabun senja. Hiiih...

3. Waktu bisa digunakan dengan melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat.

4. Bahagia walau jarang buka social media.
        Emang bisa? Jelas bisa :) Kenapa? Begini, misalnya saja, si A punya teman yang lebih cantik dari dia, namanya si B. Si B upload foto selfie ke Instagram. Terus langsung deh cowok-cowok pada komentarin foto si B yang cantik itu. Nah, kemudian hal itu membuat si A dan teman-teman lain iri. Suatu hari, si A, si C, si D, E, dan F lagi ngerumpi. Mereka ngomongin soal si B. Mereka terus mencari sisi kejelekan dari si B. Sampai akhirnya tali pertemanan mereka putus cuma gara-gara masalah semacam itu. Nah, itulah akibatnya kalau kalian kebanyakan bersinambung dengan social media. Namanya juga sifat bawaan manusia. Tapi, jadi perang dingin, kan? musuhan itu ngga enak, tau.

5. Minim kemungkinan hape dirampas.
       Lah, apanya yang mau dirampas? hape aja ngga punya :p

Duka

1. Jadi lupa waktu.
        Ya, namanya juga remaja. Ngga mau ribet-ribet pakai jam tangan . Mereka maunya yang instant-instant aja, contohnya sekarang jam berapa aja harus lewat hape. Nah kalau saya? Ya susah, kalau lagi dalam perjalanan, suka ngga tau waktu. Jadi sering telat deh kalau sudah sampai tujuan. Hehe.

2. Membosankan.
       Iya, bosan. Zaman sekarang mana ada orang jualan ular tangga dan monopoli yang ada uang kertasnya gituu.

3. Ngga bisa kerja cepet.
       Kalau disekolah, misalnya nih, habis pelajaran matematika, terus gurunya nulis rumus matematika di papan tulis, daripada nulis capek-capek mending di foto aja. Nah, nasib saya? harus nulis di buku sampai selesai. Padahal panjang sekali :( #truestory

Pada intinya, mau punya hape atau tidak itu tergantung masing-masing pribadi. Kalau kalian adalah remaja yang selalu bergantung pada hape, gunakanlah hape dengan bijak. Jangan sampai kalian yang malah di perbudak oleh hape, ya. Eits, ini #truestory, lho!

   Nah, setelah baca entri saya ini, apakah diantara kalian ada yang berminat hidup tanpa hape dan menjual hapenya ke saya? *hening* *seketika urat malu putus*  

Popular Posts

Thank you, 2021

Menyusuri Lorong Kehidupan: Pencarian Terang di Tengah Kegelapan

Menerima kegagalan