Menulis itu candu

Besok adalah tepat hari ke tiga puluh aku menulis jurnal.

Selama satu bulan ke belakang, aku merasakan ada banyak hal yang terjadi di dalam hidupku, menguras tenaga dan pikiranku. Tak jarang hal-hal itu juga menganggu dan membuatku resah. Aku merasa tidak bisa lagi menampungnya di dalam kepala. Aku pikir aku harus mencari cara agar dapat meringankan beban di kepala ini.

3 hari kemudian, aku berkonsultasi dengan seorang mentor, dan beliau juga menyarankan hal yang sama: keluarkan pikiran yang menggangu itu. Di antara pilihan-pilihan yang diberikan, aku merasa menulis lebih cocok untukku sebagai sarana meluapkan pikiranku. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk mulai menulis jurnal setiap hari.

Menulis itu candu.

Aku rasa aku bisa menghabiskan berpuluh-puluh menit untuk menulis apapun yang sedang aku rasakan. Aku merasakan keseruan yang tidak bisa terdeskripsikan saat sedang merangkai kata-kata dan menjadikannya sebuah kalimat yang dapat dibaca oleh orang lain, walaupun di sisi lain aku sadar, kosakataku juga tak banyak. Aku juga sadar bahwa aku tidak pandai merangkai kata-kata indah. Tapi, aku yakin bahwa aku bisa menciptakan koneksi dengan orang lain melalui tulisanku. I want to build a relationship with others through my writings.

Menulis itu candu.

Aku merasa seperti sedang bermain peran menjadi seorang guru yang bijak bagi Anisa yang sedang overthinking. Aku merasa bisa merangkak keluar dari masalah sembari aku menulis. Melalui tulisan ini juga membuatku belajar memahami bahwa setiap perasaan yang sedang aku alami terutama ketika sedang merasa tidak baik-baik saja, semuanya itu valid dan tidak ada yang salah. Selain itu, melalui tulisan yang sudah aku buat juga, ini ibarat 'surat cinta' dari diri ini di masa kini untuk diriku di masa depan. Aku ingin tulisan-tulisan ini menjadi catatan dan pengingat dari perjalanan hidupku selama berada di dunia ini. Dan juga, siapa tau... melalui tulisan ini juga dapat membantu permasalahan dan bermanfaat bagi kehidupan orang lain. :)

Sungguh, menulis itu candu.

Popular Posts

Thank you, 2021

Menyusuri Lorong Kehidupan: Pencarian Terang di Tengah Kegelapan

Menerima kegagalan