Pertanyaan seorang manusia

Saat seorang manusia dihadapkan pada pilihan antara mengikuti keinginan semesta atau Tuhan pemilik semesta?

Dilema pada pilihan antara mengikuti jalan yang ia buat sendiri atau jalan yang dikehendakiNya?

Dilema pada pilihan antara terus menjadi manusia yang membangkang atau menjadi hamba yang taat?

Dilema pada pilihan antara mempertahankan kepercayaannya sendiri bahwa dosa-dosanya hanya sekecil remahan roti atau menerima kenyataan bahwa bentuk dosanya justru melebihi besarnya dunia dan seisinya?

Bagaimana menyadarkan seorang manusia bahwa,

Ia tak pernah lebih tinggi dari sebuah pohon jati.

Ia tidak pernah hidup lebih lama dari sebuah pohon beringin.

Ia tak pernah sekuat badai dan Tsunami, dan

Ia tak pernah seagung Tuhannya.

Bahkan...

Ia tak kan pernah bebas dari rasa bersalah.

Ia tak kan pernah bebas dari rasa takut dan keraguan.

Ia tak kan pernah terbebas dari bisikan-bisikan menyesatkan.

Ia tak kan pernah luput dari bayang-bayang jatuh ke dalam jurang dosa.

Bagaimana caranya menyadarkan seorang manusia, mengalahkan egonya, dan menmgingatkannya untuk kembali ke mana ia berasal?

Bagaimana caranya menyadarkan seorang manusia pembangkang yang terlalu menuruti hatinya bukan hatiNya?

Bagaimana caranya?

Popular Posts

Thank you, 2021

Menyusuri Lorong Kehidupan: Pencarian Terang di Tengah Kegelapan

Menerima kegagalan